PosRoha

Edukasi, Membangun Kebersamaan

Pemko Medan Berkomitmen Jadikan Lapangan Merdeka Sebagai Cagar Budaya dan RTH

PosRoha.com |Medan,  Setelah Pengadilan Negeri Medan atas gugatan Koalisi Masyarakat Sipil (KMS)  menetapkan kawasan lapangan Merdeka Medan secabai Cagar Budaya. Kini Pemko Medan berkomitmen menata kota Medan menjadi lebih baik. Salah satunya menata Kawasan Kota Lama Kesawan termasuk mengembalikan fungsi lapangan Merdeka sebagai lokasi cagar budaya dan menjadikanya sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Medan, Bobby Nasution diwakili Wakil Wali Kota Medan, H. Aulia Rachman saat melakukan pertemuan dengan Direktur PT. Orange Indonesia Mandiri (OIM), Yogi selaku pengelolah Merdeka Walk Kota Medan terkait dengan rencana renegosiasi kawasan Merdeka Walk, di Kantor Wali Kota Medan, Jumat (10/9/2021).

“Pak Wali Kota ingin Kota Medan berubah menjadi lebih baik, salah satunya mengembalikan fungsi Kawasan Kota Lama Kesawan termasuk Lap. Merdeka yang akan dijadikan RTH sebagai paru-parunya Kota Medan,”kata Wakil Wali Kota Medan.

Oleh sebab itulah Wakil Wali Kota Medan berdiskusi dengan Yogi selaku Direktur PT. OIM terkait dengan pemindahan tenant-tenant yang berada di Merdeka Walk. Rencananya tenant-tenant yang saat ini menyewa di Merdeka Walk akan dipindahkan ke kawasan Kota Lama Kesawan.

“Namun sebelum mereka di pindah, Pemko Medan akan menata dahulu kawasan Kota Lama Kesawan termasuk juga gedung Warenhuis agar menjadi layak huni bagi pedagang, kami ingin menata kota ini dengan tetap menjaga ekosistem bisnis bagi para tenant yang sudah ada,” jelas Wakil Wali Kota Medan.

Sementara itu Direktur PT. OIM, Yogi mengatakan akan segera mendiskusikan rencana ini ke tenant-tenant yang ada di Merdeka Walk. 

“Setalah ini saya akan menyampaikan rencana ini ke tenant-tenant yang ada, saya juga mendukung penataan kota lama yang akan dilakukan Pemko Medan,”ujarnya.

Sebelumnya, Anggota DPRD Medan yang tergabung di Panitia khusus revisi Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Tahun 2021 s/d 2031 sepakat agar Lapangan Merdeka Medan masuk sebagai Cagar Budaya. Bukti ditetapkan Cagar Budaya maka harus tertuang dalam salah satu Pasal Perda yang akan disahkan.

Kesepakatan itu diambil dalam rapat pembahasan tim Pansus revisi Perda No 13 Tahun 2011 tentang RTRW  bersama Koalisi Masyarakat Sipil Medan – Sumut (KMS) Peduli Lapangan Merdeka dan beberapa perwakilan OPD Pemko Medan di ruang Banggar gedung DPRD Medan, Senin (6/9/2021).

Rapat dipimpin Ketua Pansus Dedy Akhsyari Nasution didampingi Paul Mei Anton Simanjuntak, Edwin Sugesti Nasution, Syaiful Ramadhan dan David Roni Ganda Sinaga. Hadir Koordinator KMS Miduk Hutabarat didampingi Burhan Batubara dan pengurus lainnya, Wakil Ketua DHC’45 Kota Medan Zulham Daeng bersama pengurus lainnya dan perwakilan  OPD Pemko Medan.

“Saran dan masukan KMS sangat bagus akan kami akomodir dan dipertimbangkan dan tertuang dalam salah satu Pasal dalam Perda nantinya, ” sebut Dedy.

Selanjutnya, karena Lapangan Merdeka sudah ditetapkan menjadi Cagar Budaya maka minta kepada Pemko Medan agar lapangan Merdeka ditata dengan baik. Pemko Medan kiranya dapat berkonsultasi kepada tim ahli Cagar Budaya bagai mana melindungi asset sangat bersejarah itu.

Sementara itu anggota Pansus lainnya Edwin Sugesti Nasution menyarankan agar Pemko Medan menyambut keputusan Pengadilan Negeri Medan yang menetapkan Lapangan Merdeka sebagai Cagar Budaya. Untuk itu tentu Pemko Medan harus bersikap respon memberi solusi sehingga hak masyarakat terjawab lapangan Merdeka sebagai Cagar Budaya.

“Sejumlah bangunan dan pagar di lapangan Merdeka supaya segera dieksekusi,” ujar Sugesti.

Terkait adanya usaha dengan kontrak kerjasama yang belum selesai dapat dieksekusi belakangan menunggu habis kontrak. “Tapi kiranya ada tanda tanda penataan layaknya Cagar Budaya. Begitu juga soal penambahan bangunan tidak terjadi lagi,” imbuhnya.

Disampaikan Edwin, Ianya pun tidak setuju jika ada pihak yang dirugikan karena putusan PN Medan. “Bagi pengusaha yang terlanjur kerjasama, kita tunggu sampai berakhir. Tentu, mulai saat ini tidak ada lagi perpanjangan kontrak. Pemko pun harus transparan dan patuh putusan hukum,” tandas Sugesti.

Sedangkan anggota Pansus dan merupakan Ketua Komisi IV DPRD Medan Paul Mei Anton Simanjuntak mengatakan sangat sependapat untuk menata dan memerdekakan Lapangan Merdeka.

Namun kata Paul, penetapan Lapangan Merdeka sebagai Cagar Budaya bukan berarti tidak boleh usaha dan bukan serta merta menggusur. “Untuk hal itu kepada Pemko Medan supaya merespon putusan pengadilan serta mengakomodir usulan KMS karena tujuannya demi kebaikan,” sebut Paul.

Ditambahkan Paul Simanjuntak, Lapangan Merdeka Medan sebagai tempat bersejarah mengumandangkan kemerdekaan Indonesia di tempat terbuka parut ditata ulang sehingga benar benar fasilitas publik.

Salah satu pengurus KMS Burhan Batubara juga memaparkan, agar lapangan merdeka sebagai tempat sakral mengumandangkan kemerdekaan pantas ditata dengan bagus.

“Lapangan Merdeka kebanggaan warga Sumut. Lapangan Merdeka ciri khas dan situs Proklamasi. Kita harus bangga dengan lapangan merdeka sebagai titik 0 dan memiliki Simpang 8. Di Semarang dibanggakan Simpang 5, kita ada Simpang 8,” cetus Burhan.

Maka itu, lapangan Merdeka supaya ditata dengan baik sehingga memiliki ruang humanis dan layaknya tempat sakral. “Pemerintah dan DPRD harus sejalan dan bijaksana menyelamatkan memelihara tempat sakral itu,” harap Burhan.

Sebelumnya, koordinator KMS Miduk Hutabarat telah memaparkan dan menyampaikan tujuan penyelamatan Lapangan Merdeka sebagai Cagar Budaya.

Dengan adanya putusan Pengadilan Medan pihaknya sangat berharap Pemko Medan menyambut baik dan menindaklanjutinya guna menata Lapangan Merdeka. “Penataan itu bisa bertahap tidak harus bongkar total. Tetapi dapat dimulai dari yang kecil seperti pembongkaran pagar yang pasti itu kewenangan Pemko,” cetus Miduk.

Selanjutnya Pemko Medan harus menunjukkan sikap setuju bahwa lapangan Merdeka itu sebagai Cagar Budaya. Maka dapat konsultasi dan kerjasama kepada tim ahli cagar budaya bagaimana langkah selanjutnya. (lamru)