PosRoha.com | Mewabahnya pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid 19) diseluruh dunia khusunya Indonesia berdampak buruk terhadap semua sektor. Tidak terkecuali sektor pendidikan yang melarang belajar tatap muka.
Keputusan Menteri Pendidikan RI melalui Surat Edaran pada bulan Maret Tahun 2020 lalu yang tidak memperbolehkan bejalar tatap muka dan diganti dengan belajar dalam jaringan (daring) atau online. Tentu saja seluruh siswa merasa bosan dan terkurung karena tidak bisa beraktifitas sesama teman sekolahnya.

Seperti pengakuan Dian Afrida Purba siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Medan kepada wartawan PosRoha.com ketika ditemui di sekolah, Kamis (22/10/2021). Dian mengaku sejak diterima masuk di SMAN 5 Medan pada Mei 2020 lalu hingga Oktober 2021 baru ketemu sesama teman temannya dan guru.
“Sekitar 1,5 tahun tidak ketemu teman dan guru sekolah. Dan selama kelas X tidak pernah belajar tatap muka. Sedih memang dan terus merindukan sekolah. Dan bersyukur satu minggu ini sudah dilakukan belajar tatap muka di sekolah, ” sebut Dian dengan rasa haru.

Pada hal sambung Dian, masa masa SMA paling indah untuk bertemu dan berkreasi sesama teman. Satu setengah tahun telah duduk di bangku SMA tidak ketemu dengan temannya. Masa masa indah di bangku nyaris tidak dirasakan.
Diakui Dian Afrida, 1 tahun dibangku kelas X, lalu sekitar 4 bulan naik kelas XI baru ketemu temannya. “Kendati sudah 1,5 tahun di SMA, untuk kelas yang sama saya belum kenal, apalagi guru. Karena ketemunya hanya lewat zoom,” imbuhnya.

Dengan pemberlakuan Pembelajaran Tatap Muka Terpadu (PTMT) Dian mengaku sangat senang. “Mudah mudahan ke depannya dapat berjalan lancar. Semoga Covid 19 cepat berlalu dari bumi ini,” ujarnya dengan nada ceria.
Sama halnya dengan pengakuan siswa lainnya Nazla, mengaku PTMT sangat didambakan. Nazla berharap Covid 19 segera berakhir agar aktifitas proses belajar mengajar di sekolah berjalan lancar.

“Kami siap mematuhi Prokes (Protokol kesehatan) kapan dan dimana saja. Harapan saya dapat bersekolah seperti biasa. Berinteraksi sesama teman juga guru,” papar Nazla.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA N 5 Medan Suprayitno saat ditemui wartawan PosRoha.com disela sela proses PTMT dan vaksinasi bagi siswa mengatakan, sejak diberlakukan PTMT di SMAN 5 pada 13 Oktober lalu prosesnya berjalan lancar bahkan disambut antusias bagi siswa dan orang tua.

Untuk meminimalisir kerumunan pihaknya memberlakukan sistem belajar secara bergantian 2 x seminggu. Khusus Kelas X belajar setiap hari Senin dan Selasa, kelas XI pada Rabu dan Kamis serta Kelas XII pada Jumat dan Sabtu masing masing 2 mata pelajaran. Sedangkan jumlah siswa dalam rombongan belajar satu kelas sebanyak 18 orang.
“Setiap siswa dan tenaga pendidik yang hendak masuk lingkungan sekolah diwajibkan terlebih dahulu cuci tangan dan mengukur suhu tubuh. Bila ada gejala atau suhu tubuh diatas 37° celcius akan dibawa ke Puskesmas yang sudah kita lakukan kordinasi sebelumnya,” terang Suprayitno.

Begitu juga saat masuk dan keluar lingkungan sekolah, Suprayitno memberlakukan pintu Barat untuk masuk dan pintu Timur saat keluar. Bahkan, setiap siswa yang sudah selesai belajar disarankan segera pulang ke rumah. “Kita minta kepada orang tua agar ikut mengawasi anaknya diantar jemput ke sekolah. Guna menghindari kerumunan,” ujar Suprayitno.
Sama halnya dengan pemberlakuan Prokes seperti pakai masker diwajibkan bagi siswa dan tenaga pengajar setiap saat. “Bagi siswa yang tidak menggunakan masker, kita siapkan masker di sekolah. Bahkan, kantin di sekolah pun belum diperbolehkan buka,” tambah Suprayitno.

Terkait masalah vaksinasi bagi siswa SMAN 5, Suprayitno terus berupaya agar seluruh siswa mendapat vaksin Covid 19. “Untuk saat ini pihak sekolah menggelar acara vaksin mulai Senin s/d Jumat. Dari 1.234 orang jumlah siswa sudah 512 yang mendaftar,” tuturnya.
Disampaikannya, lambatnya proses vaksinasi dikarenakan keterbatasan ketersediaan obat vaksin. Suprayitno berharap kepada pihak manapun agar berkenan membantu pasokan vaksin ke SMAN 5 yang saat ini masih kurang.

Sedangkan bagi tenaga pendidik dan pegawai sekolah yang berjumlah 87 orang hingga saat ini tinggal 4 orang yang belum vaksin. Adapun ke 4 orang itu belum vaksin dikarenakan gagal akibat penyakit bawaan.
Diakhir penjelasan, Suprayitno mengaku bila nantinya ada yang kurang tepat dalam PTMT, pihaknya siap melakukan evaluasi. “Kita siap melakukan evaluasi untuk yang terbaik. Masalah kesehatan siswa tetap menjadi prioritas kita,” terangnya. (lamru)
More Stories
Konjen Tiongkok Bertemu Rektor USU, Sepakat Peningkatan Mutu Pendidikan yang Berbudaya
DPRD Medan Dukung Penuh Sekolah Unggulan Pendidikan Berbasis Smart Class Metavers
Disdikbud Medan Siapkan Sekolah Unggulan Pendidikan Berbasis Smart Class Metaversep