PosRoha

Edukasi, Membangun Kebersamaan

Jumlah Isolasi Terpapar Covid 19 Kosong,
Kapal Bukit Raya Dipulangkan ke Pelni

PosRoha.com |Medan, Kasus Covid 19 di Medan berangsur turun. Sehingga Kapal apung di laut Belawan KM Bukit Raya yang selama ini dijadikan tempat isolasi terpusat (isoter) kini sudah dipulangkan ke PT Pelni, Senin (4/10/2021).

Pemulangan dilakukan apalagi selama dua pekan terakhir, tak ada lagi warga yang menjalani isolasi di kapal buatan Jerman yang diproduksi tahun 1994 tersebut.

Seperti  diketahui, KM Bukit Raya sudah berada di Kota Medan, tepatnya di Pelabuhan Belawan sejak 16 Agustus 2021. Lebih kurang sebulan, kapal penumpang buatan perusahaan galangan Jerman bernama Meyer Werft itu dioperasikan sebagai tempat isoter  terhitung mulai 20 Agustus 2021. Saat dioperasikan sebagai insoter, KM Bukit Raya yang merupakan satu dari 25 kapal milik PT Pelni memiliki 450 tempat tidur. Dengan pemulangan KM Bukit Raya tersebut, Pemko Medan kini tinggal memiliki dua tempat isoter yakni eks Hotel Soechi Jalan Cirebon dan Gedung P4TK Jalan Setia Budi, Helvetia.
 
Sebelumnya, Kapal milik PT Pelni (Persero) itu dijadikan tempat isolasi mandiri (isoman) bagi warga yang terkonfirmasi poitif Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala (OTG). Selain mencegah warga yang terpapar berinteraksi dengan warga yang belum terpapar, isoman itu dilakukan  guna mempermudah penanganan. Apabila kondisi warga yang terpapar memburuk, bisa langsung  dirujuk ke rumah sakit guna mendapatkan penanganan yang lebih maksimal.

Saat meninjau KM Bukit Raya bulan Agustus lalu, Bobby mengatakan, KM Bukit Raya ini tidak hanya diperuntukan bagi masyarakat Medan Bagian Utara saja, tapi juga bagi seluruh warga Kota Medan. “Ini sebagai langkah awal, jika ada warga Medan bagian Utara yang terkonfirmasi dan berada dalam zona merah, akan sangat kejauhan jika dibawa ke wilayah bagian Barat ataupun Selatan. Untuk itu, kita persiapkan KM Bukit Raya sebagai tempat penanganan awal,” jelas Bobby Nasution ketika itu.

Selain warga yang terkonfirmasi positif Covid-19, jelas Bobby, ketiga tempat isoter itu juga digunakan untuk menampung warga yang melakukan isoman di rumah namun tidak memenuhi persyaratan, sebab fasilitas yang disediakan di isoter lebih baik. “Selain ada yang mengawasi dan suster yang melayani, juga cepat menangani jika  sewaktu-waktu terjadi perubahan kondisi tubuh yang darurat. Di samping itu juga sudah disiapkan rumah sakit rujukan,” ungkapnya.

Sejak dioperasikan sebagai isoter, KM Bukit Raya paling tinggi menampung warga yang terpapar Covid-19 sebanyak 80-an di akhir  Agustus 2021. Setelah itu jumlah warga yang menjalani isolasi terus mengalami penurunan.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Medan, jumlah warga yang dirawat pada 2 – 3 September sebanyak 11 orang. Kemudian, 4 September (13 orang), 5 September (12 orang). 6 September (11 orang) serta 10 september (10 orang).  Setelah itu sejak 11-15 September, jumlah warga yang menjalani isolasi hanya 1 orang. Selanjutnya, mulai 16 – 30 September,  tak ada lagi warga yang menjalani isoter di KM Bukit Raya. “Setelah dua minggu kosong, makanya KM Bukit Raya kita kembalikan kpada PT Pelni,” jelas Bobby Nasution. (lamru)