PosRoha.com Medan, Keberadaan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di lokasi pasar tradisional terus menua protes dari pedagang. Seperti GPM di pasar tradisional pasar Sei Sikambing dan Petisah dituding justru mematikan pendapatan pedagang karena menjual harga beras dibawah harga Harga Eceran Tertinggi (HET).
Menurut salah satu pedagang Muniroh kepada wartawan kemaren, sebaiknya PUD Pasar tidak menggelar GPM di lokasi pasar tradisional karena pedagang resmi juga menjual harga beras yang sama. “Kami pedagang beras mitra Bulog tentu merasa dirugikan dengaan kehadiran GPM bahkan mematikan dagangan kami. Karena jenis dagangan sama malah harga dari PGM sedikit lebih murah dari kami,” terang Muniroh.
Menurut Muniroh, kalau mereka jual beras sam dengan haarga dari GOM tentu gak aada untung. Maka sebaiknya GPM itu digelar oleh PUD Pasar di Kelurahan atau lingkungan se Kota Medan. “Sehingga, tidak berdampak langsung kepada dagangan kami,” tutur Muniroh.
Menurutnya, sebaiknya PUD Pasar melajukan sosialiasi dan kordinasi dengan pedagang beras terkait nilai harga beras yang akan dijual.
Sebagaimana diketahui, pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) oleh PUD Pasar Medan sebelumnya menuai kritik dari pedagang. Mereka menilai, GPM yang berlokasi di dekat pasar tradisional atau pasar rakyat, justru berpotensi mematikan ekonomi mikro pedagang, yakni sektor usaha kecil.
Pedagang yang juga menjadi mitra Bulog menuturkan, para pedagang pada dasarnya sangat mendukung program Gerakan Pangan Murah (GPM). Itu dibuktikan dengan dirinya dan beberapa pedagang lainnya telah berperan aktif dengan bergabung sebagai mitra Bulog melalui program Rumah Pangan Kita (RPK) demi kelancaran distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
“Kami berkomitmen untuk turut serta melancarkan distribusi beras SPHP. Loyalitas kami pada program pemerintah sudah tidak perlu diragukan,” ujar pedagang mitra Bulog tadi.
Namun, mereka menyayangkan cara PUD Pasar Medan menjalankan GPM. Perbedaan harga jual beras yang sangat signifikan dan lokasi GPM yang terlalu dekat dengan lingkungan pasar dinilai Suwarno sebagai langkah yang kontraproduktif. Untuk diketahui, GPM yang diadakan PUD Pasar, menjual beras SPHP Rp58 ribu perkarung ukurun 5 kg. Sementara para pedagang mitra RPK Bulog membeli beras SPHP dengan ukuran 5 kg seharga Rp58 ribu.
“Kami selama ini menjual juga tidak lebih dari HET, tapi harga jual PUD Pasar jauh lebih murah dari kami. Ini jelas bisa mematikan pedagang yang selama ini sudah jadi mitra Bulog,” keluhnya. (lamru)
More Stories
Ketua Kom 3 DPRD Medan Minta PUD Pasar Hentikan Kegiatan GPM di Lokasi Pasar Tradisional
Jalan Rusak Berlobang di Harjosari I, Agus Setiawan Minta Dinas SDABMBK Prioritaskan Perbaikan
Sistem Drainase Buruk, Lailatul Badri Tinjau Rumah Warga Kebanjiran di Pulo Brayan Darat I