PosRoha

Edukasi, Membangun Kebersamaan

Prihatin, DPR RI Dorong Pemkab Toba Tindaklanjuti Keluhan Warga Desa Hatinggian Krisis Air Bersih

PosRoha.com | Medan,  Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Demokrat, DR Hinca IP Pandjaitan XIII SH MM ACCS mengaku prihatin mengetahui sekitar 200 KK warga Desa Hatinggian, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Sumatera Utara krisis air bersih. Parahnya, sejak dahulu kala dan kendati 78 RI merdeka,  warga tetap mengkomsumsi tampungan air hujan untuk minum, cuci dan mandi.

Keprihatinan itu disampaikan Hinca Pandjaitan (foto) kepada wartawan, Selasa (24/10/2023) menanggapi pemberitaan masyarakat Desa Hatinggian krisis air bersih. Hinca pun menyebut akan mengkomunikasikan kepada Pemkab Toba guna percepatan realisasi pengadaan air minum.

Terkait hal itu, Hinca mendorong Pemkab Toba upaya pengadaan sumber air minum di Desa tersebut. “Kita dorong Pemkab Toba getol meloby ke Pemerintah pusat atau Provinsi Sumut agar pengadaan air bersih dapat dibantu,” ujar Hinca.

Hinca menyarankan agar Pemkab Toba komunikasi dengan pemerintah pusat. “40% dana APBN untuk kawasan Danau Toba harusnya diarahkan ke Dolok, agar sumber mata air danau toba tetap terjaga dan masyarakat di Dolok (hulu) tetap terjaga dan juga dapat air,” imbuhnya.

Bak penampungan air hujan

Ditambahkan Hinca Pandjaitan lagi yang dikenal pegiat budaya itu, mengajak pemerintah dan seluruh masyarakat agar peduli dengan merawat sumber mata air.

“Mari merawat mata mual (air) yang ada. Saya ajak masyarakat juga peduli dengan menanam pohon aren sebanyak banyaknya dimulai dari mata mual sampai ke halaman halaman rumah. Tak mungkin air ada kalau tak ada sumbernya. Mari merawat mata mual dengan menanam pohon,” ajaknya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan Kepala Keluarga (KK) Desa Hatinggian, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Sumatera Utara krisis air bersih. Warga hanya menggunakan air hujan yang ditampung di bak rumah masing masing. Pada hal, bak yang berisi air hujan jarang dibersihkan hingga menjadi sarang jentik nyamuk.

Menurut salah satu warga M boru Manurung, karena sulitnya mendapatkan air bersih sejak dulu terpaksa menampung air hujan untuk kebutuhan masak. “Makanya setiap rumah disini selalu buat bak untuk menampung air hujan,” terangnya.

Karena untuk mendapatkan sumber mata air, kata Manurung harus menempuh jarak sekitar 3 km. “Itu harus dilakukan, apalagi musim kemarau tampungan air hujan habis,” sebutnya lagi.

Keluhan yang sama disampaikan warga lainnya seperti E Sirait, sulitnya air bersih salah satu penderitaan bagi masyarakat Desa. Maka itu, air merupakan sumber kehidupan mendasar kiranya mendapat perhatian pemerintah daerah maupun pusat.

“Daerah kami ini cukup kaya sumber daya pertanian. Maka pemerintah patut mempertimbangkan dan memperhatikan fasilitas maupun sarana di Desa ini,” harap Sirait.

Sementara itu menurut Kepala Desa Hatinggian, Ruji Parmonangan Doloksaribu kepada wartawan, Senin, (23/10/2023) menyampaikan, adapun kesulitan air bersih di Desanya yakni dusun Lumban Rambing, Lumban Tonga Tonga, Lumban Habisaran, Lumban Tor, Sosor Nauli yang diperkirakan sekitar 200 KK.

Dikatakan, pihaknya melalui Kecamatan sudah membuat upaya penyaluran air  bersih melalui Pamsimas. Namun disebabkan Medan yang sangat sulit  sehingga hidran tidak mampu memompa  air ke dataran tinggi. Ruji pun berharap agar ada perhatian Pemkab Toba, Pemprovsu dan Pemerintah Pusat atas penderitaan warganya. (lamru)