PosRoha

Edukasi, Membangun Kebersamaan

Akhyar Nasution akan Tingkatkan Pembangunan Sesuai Karakteristik dan Kearifan Lokal

PosRoha.com – Medan, Tokoh muda Melayu mengatasnamakan Melayu Medan Utara (Metar) secara penuh memberikan dukungan kepada Ir Akhyar Nasution – Salman Alfarisi dalam perebutan kursi Walikota dan Wakil Walikota Medan.

“Kehadiran kami untuk memberi dukungan kepada Pak Akhyar dengan Ustad Salman, pasangan nomor 1 untuk Pilkada Kota Medan. Di sini, kami selaku tokoh muda Melayu mengatasnamakan Metar AMAN, kami support Pak Akhyar untuk bisa melestarikan adat budaya di Kota Medan,” ujar Ketua Metar AMAN, Tengku Muhammad Fauzi usai beraudiensi dengan calon Walikota Medan, Ir Akhyar Nasution, Jumat (23/10/2020) di kediaman pribadinya Jalan Intertip.

Di dampingi Sekretaris Metar AMAN, OK Muhammad Mukhlis dan Bendahara OK Ardiansyah, Fauzi berharap kepemimpinan Akhyar – Salman berharap, Perwal maupun Perda yang pernah dikeluarkan di zaman Bachtiar Jafar bisa dihidupkan kembali. “Kalau bisa acara-acara yang berkaitan dengan Melayu, karena konteksnya Kota Medan adalah tanah Melayu, ya kita harapkan Bang Akhyar dan Ustad Salman bisa menciptakan kembalilah suasana Melayu di Kota Medan seperti ornamen mau masuk ke Kota Medan,” harapnya.

Selain itu, Fauzi juga mengharapkan setiap hari besar keputeraan, di keluarkanlah acara seperti menyurati mall, hotel, untuk membuatkan ucapan selamat kepada Sultan Deli.
Sebagai tokoh-tokoh Melayu Kota Medan, Tengku Fauzi melihat Akhyar ini melebihi dari orang Melayu.  “Walaupun beliau Nasution, tapi tumbuh dan besarnya di Tanah Melayu dan saya rasa kemelayuannya lebih Melayu daripada saya,” tutupnya.

Dalam audiensi itu, Calon Walikota Medan, Ir Akhyar Nasution banyak menyampaikan berbagai program kerjanya ke depan termasuk melestarikan Istana Maimun sebagai ikonnya Tanah Deli. “Kalau ada amanah, Istana Maimun harus diselamatkan, itu pemikiran kita bersama. Kota Medan ini Tanah Deli dan ikonnya Istana Maimun, itu yang harus kita selamatkan,” jelasnya.

Menurut Akhyar, ini harus dilakukan secara bersama-sama, kalau tidak lima tahun lagi Istana Maimun akan rusak. “Karena, strukturnya itu dari kapur, sehingga mudah rapuh. Beda halnya dengan yang bertulang. Ayok kita rembukkan bersama bagaimana menyelematkannya,” ajaknya.

Mengenai konsep di utara Medan, imbuh Akhyar, yang masih menjadi faktor alam yakni rob. “Aku harus jujur, supaya saya enggak memberikan harapan hampa. Saya diskusi dengan Pak Budi D Sinulingga ‘Akhyar, kau enggak bisa melawan Tuhan, kau yang harus ngalah’. Jadi di pantai itu konsepnya memang rumah panggung,” jelasnya.

Akhyar menyampaikan, dia akan melakukan revisi mengenai pembangunan di Kota Medan. Wilayah pesisir atau pemukiman tepi pantai, harus mengikuti karakteristik dari kearifan lokal, karena itu memang jalan keluar dalam penanggulangan banjir rob.
“Konsep kita harus terpadu. Ke depan, tambak duit kita itu di wisata. Jadi ini yang akan kita manfaatkan,” tandasnya. (red/kg)