PosRoha.com – Medan, Dana pensiun merupakan sebuah bahan diskusi yang cenderung dinomorduakan atau bahkan dinomortigakan oleh para Millennials dan Gen-Z. Hal ini dikarenakan kata-kata ‘Pensiun’ identik dengan usia lanjut non-produktif sehingga seakan-akan tidak ada urgensi untuk mengelola kelangsungan kesejahteraan ketika usia pensiun tiba.
Avrist Assurance, sebagai perusahaan asuransi dengan pengalaman lebih dari 40 tahun di Indonesia, melihat adanya peluang besar untuk memanfaatkan kanal digital dalam memberikan edukasi produk dana pensiun. Dengan merambah kanal digital, edukasi mengenai persiapan dana pensiun dapat menjangkau generasi Millennials dan Gen-Z, sehingga persiapan dana pensiun dapat dilakukan sejak memasuki usia produktif.
“Avrist Assurance menerapkan berbagai strategi untuk memasarkan produk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), salah satunya dengan akselerasi pemanfaatan kanal digital. Dengan pesatnya perkembangan era digital, kami melihat ada peluang di kanal digital yang berpotensi untuk mengedukasi dan memasarkan produk secara efektif dan berkelanjutan,” kata Head of Pension Department, PT Avrist Assurance, Firmansyah, ASAI, VP, dalam siaran pers yang diterima wartawan, Rabu (28/10).
Firman memaparkan, perusahaan menerapkan digital marketing dalam mengenalkan produk DPLK kepada Millennials dan Gen-Z. Pertama, sosialisasi produk DPLK melalui lokakarya (workshop) secara virtual. Avrist Assurance berkolaborasi dengan berbagai komunitas dalam mengedukasi keuntungan dan kelebihan dari produk DPLK.
Melalui kegiatan workshop daring, Avrist Assurance membahas berbagai topik menarik seputar DPLK, seperti pengenalan produk DPLK, keuntungan bergabung sebagai peserta DPLK, hingga strategi mempersiapkan dana pensiun.
Selain itu, ada pembahasan kiat berhitung sederhana untuk kalkulasi dana pensiun sesuai impian, juga terdapat kiat dalam mencermati dan memilih perusahaan pengelola dana pensiun yang ideal.
Kedua, melakukan edukasi produk DPLK secara berkala dan terpadu melalui situs mikro (microsite) Avrist LifeGuide. Situs ini berisikan artikel dengan topik utama seputar manajemen keuangan, termasuk di dalamnya mengenai dana pensiun dengan produk DPLK.
Ketiga, Avrist Assurance memanfaatkan medium media sosial, terutama lewat platform Instagram pada akun resmi milik Perusahaan. Tujuannya untuk menyasar kalangan profesional muda agar teredukasi dan sadar untuk segera mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin.
“Avrist Assurance juga aktif membangun kolaborasi dengan komunitas virtual yang berfokus pada edukasi literasi keuangan. Tujuannya agar pemahaman mengenai pentingnya DPLK dapat diterima oleh Millennials dan Gen-Z,” ucapnya.
Ditambahkan Firman, Avrist Assurance melihat peluang sangat besar untuk bisnis DPLK dan program imbalan kerja bagi karyawan terutama Milenial dan Gen Z. Program ini juga terbuka bagi masyarakat umum baik bagi freelance maupun wiraswasta dimana mereka dapat memaksimalkan persiapan untuk sejahtera di masa pensiunnya.
Program DPLK memiliki kelebihan lantaran iuran pensiun yang disetorkan bisa dikategorikan sebagai penghasilan tidak kena pajak. Baik bagi penerima gaji (PTKP) atau dicatat sebagai biaya oleh perusahaan tersebut. Sehingga bagi perusahaan, DPLK ini bisa dijadikan perencanaan pajak (tax planning).
Saat ini, DPLK Avrist Assurance memiliki 2 program unggulan, yaitu DPLK Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang dikelola secara individu (individual account). Juga DPLK Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP) yang dikelola secara kumpulan (pooled fund) yang baru diperkenalkan pada tahun 2013.
“Berkat strategi tersebut, DPLK Avrist Assurance mampu menorehkan kinerja positif. Tercermin dari aset DPLK yang dikelola tumbuh 18% year on year (YoY) pada Agustus 2020. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan kinerja industri DPLK yang hanya tumbuh 12% YoY di Agustus 2020,” jelas Firmansyah.
Avrist Assurance menilai pemilihan kanal digital sebagai sarana edukasi program pensiun kepada Milenial dan Gen Z relevan dengan kondisi saat ini. Berdasarkan riset Hootsuite mengenai Tren Media Sosial 2020, jumlah pengguna sosial media 58% dari total populasi Indonesia sebanyak 272,1 juta jiwa per Juli 2020.
Bahkan dalam setiap harinya, pengguna internet di Indonesia menghabiskan waktu 8 jam mengakses internet dan 3,5 jam untuk menggunakan sosial media. Platform yang paling banyak digunakan mulai dari Youtube (88%), Whatsapp (84%), Facebook (82%), Instagram (79%), dan Twitter (54%).
“Persiapan perencanaan pensiun sedini mungkin bisa menghindari kendala saat seorang individu memasuki usia non-produktif. Di sisi lain, tabungan tidak menjamin kesejahteraan usia lanjut, sehingga ia bergantung pada anak-cucunya. Ikut program DPLK, individu tersebut bisa menikmati usia senja dengan maksimal,” tutup Firmansyah. (rel/kg)
More Stories
Sukseskan Program Posyandu Lansia dan Balita, Honor Petugas Patut Ditambah
Saat Sosper, Hasyim SE Ingatkan Dinkes Medan Tingkatkan Pelayanan Kesehatan
Gelar Sosper, Ketua DPRD Medan Minta Pemko Maksimalkan Pelayanan Kesehatan Gratis