Perusahaan Farmasi GlaxoSmithKline (GSK) memberikan ulasan agar Orang Tua dapat memahami penyakit Hepatitis A.
Dalam ulasan dalam sebuah artikel dengan nara sumber dr.Deliana Permatasari, Vaccine Medical Director – GSK Indonesia yang diterima redaksi PosRoha.com menyajikan,
Ketika mendengar Pak Eko (52 tahun), tetangganya terkena hepatitis A, Ibu Asri yang tinggal tepat di sebelah rumah Pak Eko sontak panik. Pasalnya, Ibu Asri pernah membaca bahwa hepatitis A merupakan penyakit yang menular. Apalagi Ibu Asri sekeluarga, terutama anaknya, cukup dekat dan sering berkunjung dan makan bersama keluarga Pak Eko.
Dikabarkan pula Pak Eko cukup lama dirawat di rumah sakit, dan ketika pulang bilirubinnya tidak turun, dan matanya bertambah kuning. Menurut istri Pak Eko yang mendapat penjelasan dari dokter yang menangani suaminya, memang hepatitis A juga ada komplikasinya, misalnya bilirubin yang tinggi, tapi kejadiannya tidak sering.
Yang menjadi kekhawatiran Ibu Asri adalah apakah mungkin Si Kecil yang masih berusia tiga tahun telah tertular hepatitis A juga? Dan apakah jika Si Kecil tertular ia bisa mengalami komplikasi seperti yang dialami Pak Eko?
Apakah Parents memiliki kekhawatiran yang sama, atau bahkan pernah mengalami hal yang sama dengan yang dialami Ibu Asri? Sebelum membahas tentang komplikasinya, mari kita pahami terlebih dahulu dasarnya.
Hepatitis A adalah penyakit infeksi hati (liver) menular yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Virus hepatitis A ini menyebar melalui kontak dengan tinja orang yang terinfeksi.
Jika Si Kecil makan makanan yang dibuat oleh orang yang terinfeksi yang tidak mencuci tangannya setelah menggunakan kamar mandi, atau menempatkan jari atau benda di mulutnya yang bersentuhan dengan tinja orang yang terinfeksi, maka ada kemungkinan ia bisa terinfeksi virus hepatitis A.
Apa gejala dan komplikasi hepatitis A, mungkinkah Si Kecil mengalaminya?
Hepatitis A umumnya hanya menyebabkan infeksi akut dan biasanya membaik tanpa pengobatan setelah beberapa minggu. Anak-anak yang terinfeksi hepatitis A biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala seperti yang dialami pasien dewasa, seperti kulit atau mata berwarna kuning, tidak mau makan, sakit perut, muntah, demam, urin berwarna gelap atau feses berwarna terang, diare, nyeri sendi, dan merasa lelah.
Orang yang terinfeksi biasanya sembuh dari hepatitis A tanpa komplikasi. Dalam kasus yang jarang terjadi, hepatitis A dapat menyebabkan gagal hati. Gagal hati akibat hepatitis A lebih sering terjadi pada orang dewasa yang berusia lebih dari 50 tahun dan pada orang yang memiliki penyakit hati lain.
Si Kecil dan transmisi Hepatitis A, apa urgensinya?
Virus hepatitis A dapat ditemukan dalam tinja dan darah orang yang terinfeksi.1 Penularan dapat terjadi dari person to person contact maupun mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh virus ini.
Pada beberapa orang, khususnya pada anak – anak, biasanya hepatitis A ini tidak menimbulkan gejala. Siapapun dapat menyebarkan virus hepatitis A meskipun tidak mengalami gejala. Anda dapat menyebarkan virus ini sekitar 2 minggu sebelum muncul gejala dan selama minggu pertama setelah gejala muncul.
Sebagai contoh, pada tahun 1990-an, Israel termasuk negara yang dalam transisi dari endemisitas tinggi ke menengah. Insidensi keseluruhan kasus infeksi hepatitis A di Israel pada waktu itu berfluktuasi antara 33 dan 70 kasus per 100.000 selama 1992 hingga 1998, dan mencapai jumlah 120 kasus per 100.000 pada anak-anak berusia 5-9 tahun.
Analisis yang dilakukan Israel pada saat itu menunjukkan bahwa anak-anak adalah sumber utama untuk penularan virus hepatitis A pada bayi dan orang dewasa. Melihat hasil penelitian di Israel mengenai anak-anak sebagai sumber utama penularan virus hepatitis A, apakah Parents mulai mengkhawatirkan akan adanya outbreak hepatitis A di daerah tempat tinggal Parents?
Outbreak Hepatitis A, mungkinkah terjadi di Indonesia?
Outbreak atau Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
KLB hepatitis A pernah terjadi pada tahun 2019 di Depok, Jawa Barat, dengan total jumlah kasus sebanyak 262 kasus, meski tidak ada kasus kematian.9 Faktor risiko penularan pada KLB Depok ini antara lain:
1. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) belum diterapkan secara optimal di lingkungan sekolah.
2. Sarana untuk PHBS di sekolah belum memenuhi syarat kesehatan.
3. Belum ada pembinaan kepada pedagang jajanan di sekitar sekolah dan pemeriksaan berkala.
4. Banyaknya penjaja makanan di sekitar sekolah yang tidak terkontrol oleh pihak sekolah.
5. Pengetahuan yang kurang terkait hepatitis A.
KLB lainnya terjadi di tahun yang sama namun terjadi di daerah Pacitan, Jawa Timur. Kementerian Kesehatan RI menduga KLB hepatitis A itu disebabkan karena air bersih yang tercemar.
Bagaimana kita mencegah Hepatitis A?
Dengan beragam faktor penularan hepatitis A, ada baiknya Parents melakukan tindakan pencegahan dengan cara menjaga kebersihan. Cuci tangan dengan sabun dan air memegang peranan yang penting dalam pencegahan hepatitis A. Cuci tangan perlu dilakukan setelah menggunakan kamar kecil, mengganti popok, sebelum menyiapkan makanan dan sebelum makan. Hindari juga minum air keran atau makan makanan mentah saat bepergian ke tempat yang memiliki sanitasi buruk. Cara lain untuk mencegah hepatitis A adalah melalui vaksinasi dengan vaksin hepatitis A. Vaksin hepatitis A pada anak memiliki tingkat efektivitas sekitar 85% dan dapat bertahan selama 15-20 tahun.
Apapun metode pilihan Parents untuk melindungi Si Kecil dari bahaya virus hepatitis A, pastikan untuk mengutamakan kesehatan Si Kecil dan berkonsultasi dengan dokter Anda sebelumnya. ****
Kisah ini merupakan kisah fiktif yang didasari gambaran umum dari gejala penderita dan prosedur pemeriksaan hepatitis A, dan tidak merujuk pada kejadian atau karakter nyata manapun.
Pesan kesehatan ini disampaikan oleh GlaxoSmithKline Pharmaceuticals. Hanya sebagai informasi umum. Materi yang terkandung dalam artikel ini bukan merupakan saran medis. Konsultasikan langsung kepada dokter Anda untuk pertanyaan medis.
More Stories
Sukseskan Program Posyandu Lansia dan Balita, Honor Petugas Patut Ditambah
Saat Sosper, Hasyim SE Ingatkan Dinkes Medan Tingkatkan Pelayanan Kesehatan
Gelar Sosper, Ketua DPRD Medan Minta Pemko Maksimalkan Pelayanan Kesehatan Gratis