PosRoha

Edukasi, Membangun Kebersamaan

Bebas Kampanye Money Politik, Akhyar Nasution Wujudkan Pemerintahan Bersih dan Membangun Lewat Peradaban.

PosRoha.com – Medan, Kesungguhan Ir Akhyar Nasution maju calon Walikota Medan periode 2020-2024 sudah sejak tahun lalu. Akhyar kala itu sudah bercita cita membangun kota Medan memulai pembangunan lewat “peradaban kota”.

Saat ini keinginan Akhyar Nasution (foto)  segalanya diserahkan kepada warga Kota Medan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Selasa 9 Desember 2020 mendatang. “Kita harapkan masyarakat Medan dengan iklas memilih kita (red- Paslon 1 – AMAN) 9 Desember mendatang,” tutur Akhyar Nasution kepada wartawan di taman Sei Putih Baru Medan, Sabtu (5/12/2020).

Disampaikan Akhyar Nasution, ucapan dan harapan iklas itu seiring dengan pelaksanaan kampanye selama ini tanpa dinodai money politik atau suap sembako. “Kita bersosialisai kepada masyarakat dengan melakukan pendekatan hati ke hati menyerap aspirasi yang akan kita lakukan selaku Walikota kota Medan nanti,” ujar Akhyar Nasution.

Dikatakan Akhyar Nasution yang pada Senin 6 Desember 2020 nanti akan kembali memimpin Plt Walikota Medan mengaku, selama melakukan kampanye tidak ada membagi bagi uang maupun sembako yang konsekwensinya untuk pilih Paslon 1- AMAN.

“Kita tidak ada membagi bagi uang maupun beras. Kita hanya melakukan silaturahmi door to door sekaligus sosialisasi visi dan misi kita serta menampung aspirasi warga,” tandas Akhyar Nasution.

Berdasarkan itu pula, karena tidak ada suap selama kampanye, maka Akhyar Nasution menjamin jika kepemimpinannya nanti akan tercipta pemerintahan yang bersih. “Pemerintahan yang bersih diawali dengan Pilkada yang bebas dari suap atau money politic. Saya rasa semua masyarakat menginginkan pemerintahan yang bersih tanpa ada korupsi,” terang Akhyar Nasution.

Dikatakan, dalam pengawasan pemerintahan nanti, masyarakat pasti berperan. “Saya pun tidak terbebani dengan biaya kampanye karena tidak melakukan money politik. Saat ini sudah terbukti pencalonan untuk Kepala daerah itu tidak harus modal besar. Nanti pun sudah saya pastikan tidak korupsi karena tidak harus memikirkan balik modal,” sebutnya.

Ditambahkan Akhyar, cita cita awal untuk membangun kota Medan dengan mencurahkan segala pengetahuan dan pengalaman untuk mengabdi membangun kota Medan akan lebih baik.

Menurutnya, masih banyak yang perlu dibenahi membangun kota Medan dan saat ini persoalan itu sudah Dia “kantongi” dan akan diterapkan. Untuk itu, memimpin Medan berikutnya, optimis keberhasilan itu kelak akan diraihnya.

Selain meneruskan pembangunan infrastruktur untuk penanggulangan banjir lewat perbaikan drainase, jalan, lalu lintas, kebersihan dan keindahan kota. Ahkyar menyebut kembali akan memulai pembangunan “peradaban kota”.

Artinya, mengajak masyarakat untuk ikut memiliki, membangun kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat agar tumbuh rasa memiliki bersama segala sesuatunya demi kemajuan pembangunan yang dijalankan pemerintah. Tujuannya, harus sama sama sadar demi ketertiban dan disiplin untuk kemaslahatan bersama. Dimana, masyarakat agar dapat merasa memiliki tanggungjawab bersama untuk menjaga kebersihan dan ketertiban umum.

“Contoh, jika kita membangun drainase, bagaimana agar masyarakat tumbuh rasa memiliki dan sama sama menjaga dan merawat drainase agar berfungsi. Begitu juga masalah kebersihan, jika pemerintah membersihkan sampah dari parit, maka masyarakat merasa terlibat ikut membersihkan parit dan selanjutnya ikut merawat. Maka program pemerintah akan berjalan lancar karena masyarakat merasa ikut memiliki,” terang Ahkyar.

Dikatakan, pembangunan peradaban itu tidak mudah. Namun Iya mengaku agar berjalan efektif akan dimulai dari seluruh stakeholder, seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN), tenaga pendidik, pendidikan sekolah serta melibatkan tokoh agama dan masyarakat bahkan seluruh elemen yang ada. Seperti budaya bersih terus digalakkan.

“Sehebat apapun yang dibangun pemerintah tanpa didukung masyarakat tidak akan efektif kalau masyarakat tidak merasa memiliki. Saat ini Pemko Medan terus membangun, memperbaiki dan merawat. Yang selama kurang perawatan, maka peradaban kota harus kita galakkan sehingga masyarakat ikut merasa memiliki,” terang Akhyar. (kg)