PosRoha

Edukasi, Membangun Kebersamaan

Cabor Wushu Sumut Incar 10 Medali Emas di PON XXI Aceh-Sumut 2024

PosRoha.com | Medan, Cabang Olahraga (Cabor) Wushu sebagai penyumbang medali emas untuk kontingen Sumatera Utara pada setiap gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) tentu tak terbantahkan. Capaian prestasi itu diharapkan bakal berlanjut, terlebih pada PON XXI Aceh-Sumut 2024 yang berlangsung di rumah sendiri.

Target 10 emas pun jadi incaran Pengurus Provinsi (Pengprov) Wushu Indonesia (WI) Sumut pada PON XXI. Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Wushu Indonesian WI Sumut Darsen Song saat menjadi nara sumber podcast Corong Olahraga Prestasi COPI Sumut  Rabu (14/2/2024).

Target 10 emas memang terbilang tak sedikit, mengingat Wushu Sumut menyumbang 5 emas pada PON XX Papua 2021 lalu. Pihaknya bersyukur karena masih punya Harris Horatius dan Nicholas yang saat ini berada di Pelatnas. Namun bila ditarik ke belakang sedikit, WI Sumut sebelumnya juga meraih 9 emas pada PON 2016 di Jawa Barat.

“Target kami ingin medali emas sebanyaknya. Berdasarkan potensi yang ada dan penambahan nomor (wing chun). Semoga bisa dapat 10 medali emas,” ucap Darsen.

Diakuinya, target tersebut bukan hal yang mudah. Beban dan  tanggung jawab berada di pundaknya sebagai pimpinan federasi. Dia punya tugas meneruskan tradisi prestasi yang sudah diraih WI Sumut pada PON  sebelumnya. “Tentu ini karya dari pengurus terdahulu. Walau saya juga bagian dari kepengurusan sebelumnya sejak PON Palembang yang dipercaya sebagai manajer. Lalu di PON Papua saya sebagai ketua umum. Semua tentu punya andil dalam perjalanan Wushu Sumut. Terlebih Pak Master Supandi kusuma ,Iwan Kwok, para pelatih dan atlet,” katanya.

Persiapan serius pun sudah dilakukan WI Sumut menatap PON XXI. Bahkan, sepulang dari PON XX Papua pada November 2021 lalu, WI Sumut sudah melakukan Pelatda Penuh. “Sekembali dari Papua pada November 2021, kami sudah lakukan pelatda penuh pada Januari 2022. Dan selama 2022-2023, nomor Sanda sudah beberapa kali melakukan promosi degradasi terkait prestasi atlet,” jelasnya.

Untuk tahun 2024, pihaknya berharap bisa mendatangkan pelatih asing dan melanjutkan TC ke luar negeri di China sebagai tujuan utama. “Karena kalau tidak dijalankan ini jadi sia-sia. Harapannya Mei atau Juni sudah berangkat. Tapi, sebelum berangkat sudah ada pelatih asing di sini,” tambah Darsen.

Program mendatangkan pelatih asing serta TC ke China diakui jadi penentu program-program yang sudah berjalan. Bila terealisasi, tentunya bisa membantu WI Sumut meraih prestasi seperti PON-PON sebelumnya. Sayangnya apa yang sudah dilakukan WI Sumut di tingkat nasional bahkan internasional, belum mendapat apresiasi yang tinggi. Salah satunya, belum adanya venue latihan wushu yang representatif di Medan. Padahal, permintaan terkait sarana sudah sejak lama disampaikan.

“Sarana untuk Wushu gak jelas. Sudah kami sampaikan, termasuk untuk perangkat dan perlengkapannya. Itu yang jadi kendala selama ini. Kami harap seharunya, tuan rumah momentum Sumut khususnya wushu  harus punya sarana latihan representatif. Cabang lain, saya tidak sebutlah. Tidak pernah raih medali, tidak populer, tidak ada penonton, tapi bisa ada venuenya. Ini percaya tidak percaya,” jelasnya.

“Selama ini untuk Taolo, kami masih andalkan padepokan di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI). Kami bersyukur masih dikasih pakai. Kalau Sanda kami pakai GOR Veteran,” tambahnya.

Kini tersisa tak kurang tujuh bulan lagi menuju PON 2024, Darsen bersama WI Sumut tak mau terpaku pada masalah yang ada. Apalagi jadwal PON masuk dalam tahun politik yang memakan banyak anggaran. Pihaknya pun meminta seluruh insan olahraga terus serius melakukan persiapan untuk mendulang prestasi. Sembari berharap 2024 jadi tahun yang baik bagi tuan rumah PON, mengingat tahun Naga Kayu dipercaya Darsen bisa membawa rezeki.

“Tahun Naga Kayu membawa keberkahan rezeki untuk kita semua. Khusus di dunia olarahga, para insan olahraga pengurus dan atlet pasti sehat menuju PON. Sehingga September nanti Sumut mencapai sukses tuan rumah dan juga prestasi. (Fujianto)