“Tongam Jala Badia”, Penganut Malim di Jawa Maraja Simalungun

PosRoha.com | Medan,
Pengikut agama leluhur Batak Toba kepercayaan Ugamo Malim
(Parmalim) tampak khusyuk melaksanakan ibadah ritual Mararisabtu. Pengikut dari kalangan orang tua dan anak anak itu melakukan ibadah perdana penuh suka cita di tempat bangunan baru Bale Parsantian Jawa Maraja di Nagori/Desa Mekar Bahalat, Kecamatan Jawa Maraja Bahjambi, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, Sabtu (6/4/2024) pagi.

Ibadah perdana dipimpin salah satu pimpinan pusat Bale Pasogit Partonggoan Huta Halasan Jintar Naipospos. Dalam doa ritualnya, Naipospos bersama pengikut umat Parmalim yang berdomisili di Jawa Maraja Bahjambi sekitarnya, menyampaikan ucapan syukur kepada Mulajadi Nabolon (Tuhan Yang Maha Esa) atas berkah yang mereka terima sehari hari bahkan mampu mendirikan Bale Parsantian permanen. Ke depan, Jintar Naipospos meminta perlindungan dan karunia Tuhan Mulajadi Nabolon tetap memperhatikan umatnya lebih baik.

“Tongam jala Badia bagas Bale Parsantian on. Kita harus menjaga kemegahan bangunan ini. Begitu juga kemegahan hati dan kelakuan baik di tengah masyarakat Jawa Maraja ini,” pesan Naipospos.

Usai ibadah Mararisabtu, Jintar Naipospos didampingi Sindak Sirait, menyampaikan bahwa pembangunan Bale Parsantian atas dukungan penuh dari salah satu pimpinan pusat Parmalim yakni Raja Pargomgom Halasan Sirait.

“12 unit Bale Parsantian dengan bentuk yang sama dan 1 Bale Pasogit Partonggoan telah berdiri megah,” ujar Naipospos.

Ditambahkan, sedangkan bangunan Bale Parsantian Jawa Maraja dengan bentuk yang sama merupakan Bale Parsantian yang ke 12 di Indonesia. Dimana, ke 12 unit Bale Parsantian tersebut yang berpusat di Bale Partonggoan Huta Halasan Desa Sionggang Tengah, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

Menurut Jintar Naipospos, pendirian rumah ibadah dengan bentuk yang sama di setiap tempat Punguan merupakan komitmen tulus tanpa pamrih dari Raja Pargomgom Halasan Sirait untuk “Papatarhon” menunjukkan Ugamo Malim di mana pun berada. “Kita mempertahankan melestarikan ajaran dan budaya leluhur Batak toba,” terang Naipospos menguatkan pesan leluhurnya.

Sementara itu Ulu Punguan/Pimpinan Parmalim di Cabang Jawa Maraja Wedi Fernando Siregar menyampaikan banyak terima kasih atas perhatian dan kasih karunia Tuhan kepada mereka penganut Parmalim Jawa Maraja. Dan tetap berharap bimbingan dan arahan dari pimpinannya serta masukan agar kiranya umat Parmalim di Jawa Maraja dapat menjadi panutan.

“Kami juga umat Jawa Maraja berharap kerjasama dan kebersamaan saling membangun meningkatkan toleransi sesama umat dan antar beragama di Bahjambi,” sebutnya.

Dikatakan, berdirinya Bale Parsantian Jawa Maraja suatu kebanggaan  tersendiri. “Kiranya tempat ibadah Bale Parsantian Jawa Maraja, menjadi “Pamintaan pasu pasu, ojahan ni holong dohot dame, anggiat marbungaran ugamo Malim di Jawa Maraja on,” harapnya.

Diketahui, adapun 12 bangunan Bale Parsantian yang sama bentuknya tersebar di seluruh nusantara yakni Bale Parsantian
1. Punguan Medan
2. Punguan Jakarta
3. Punguan Tigaraksa/ Tangerang
4. Punguan Batam
5. Punguan Sibadihon/Toba
6.Punguan Air Kulim/Duri
7. Punguan Sei Semayang/Deli Serdang
8. Punguan Binangalom/Toba
9. Punguan Naga Saribu/Simalungun
10. Punguan Pagurawan/Aek Nauli/Batubara
11. Punguan Suka Mulia/Batubara
12. Punguan Jawa Maraja/Simalungun.

Ke 12 Bale Parsantian ginomgom ni Bale Pasogit Partonggoan Huta Halasan Desa Sionggang Tengah, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara. (lamru)