PosRoha

Edukasi, Membangun Kebersamaan

Legenda Olahraga Sumut Motivasi Atlet di PON XXI Tahun 2024 Raih Prestasi

PosRoha.com | Medan,
Legenda hidup olahraga Sumatera Utara, Joshua Sinurat (gulat) dan Aprina Siahaan (senam) punya pesan khusus untuk para patriot olahraga. Melalui podcast Copi Sumut mereka mengharapkan pesan dan pengalaman yang disampaikan mampu memotivasi para atlet Sumatera Utara.

Terutama para atlet yang tengah bersiap menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Tahun 2024, saat Sumut menjadi tuan rumah bersama Aceh.

Joshua yang lahir di Aek Kanopan 1966 silam mengatakan , atlet harus punya tekad tinggi menggapai cita-cita. Peraih enam emas PON ini juga menekankan pentingnya kerja keras bila mau sukses. “Motivasi saya dulu adalah saya ingin terkenal. Caranya berprestasi lewat olahraga. Saya bangun motivasi saya sendiri. Saya lihat juara dunia dan jadikan inspirasi,” terang Joshua.

Joshua menceritakan, dia memang mengimpikan betul menjadi orang terkenal dan membuat keluarganya senang. Makanya, dia menekatkan diri setamat SMP pada 1983 lalu  merantau ke Medan. Tujuan utamanya untuk menimbah ilmu dan bakat olahraganya. Jalan yang dipilih Joshua tepat. Lewat kerja keras dan disiplin, prestasi datang menghampiri. Enam medali emas PON jadi bukti.

Mulai dari PON 1989 dapat 1 emas, PON 1992 dapat 2 emas, PON 1996 2 emas juga dan PON 2000 saya dapat 1 emas,” ucap Joshua yang kini sebagai ASN di Dispenda itu.

Cerita lain disampaikan wanita dengan koleksi medali emas terbanyak PON, yakni Aprina Siahaan. Mantan pesenam terbaik Sumut yang lahir di Medan, 29 April 1982 ini punya 10 medali  emas PON. “Cita-cita saya ingin punya prestasi tinggi. Saya juga mau angkat harkat martabat keluarga saya dengan jadi orang sukses. Tidak ada yang sia-sia jika kita mau,” ucap Aprina.

Prestasi Aprina  semasa aktif menjadi atlet memang luar biasa. Bahkan saat duduk di bangku kelas 5 SD, Aprina sudah menghabisi masa mudanya di Pelatnas. Untuk urusan PON, Aprina sudah memulai koleksi emas saat PON 1993 dengan raihan 1 emas 1 perak dan 1 perunggu. Berlanjut PON 1996 dapat 3 emas dan 1 perak, PON 2000 3 emas dan 1 perunggu dan menutup karir di PON 2004 dengan 3 emas.

“Saya menutup karir 2005 saat persiapan Turki Open karena cedera lutut,” kenangnya.

Bicara bonus, Apriani menilai uang saku dulu tak sebanyak sekarang. Tapi bedanya menurut Aprina atlet sekarang terkesan cengeng. “Uang saku untuk penyemangat. Kalau dulu dapatnya tidak sebanyak sekarang. Dulu ada tak ada uang, tetap berprestasi. Kami gak mikirkan uang saku. Segalanya bukan uang,” katanya.

Baik Joshua dan Aprina  pun masing-masing melihat kondisi olahraga Sumut, terkait target senam dan gulat di PON 2024. Aprina  pesimis bicara target, mengingat peralatan senam saat ini di Sumut tak standar. “Senam belum bisa target. Kalau mau juara, kasih alat yang standar pertandingan. Sekarang ini gak layak pakai. Matras aja khusus bela diri yang dipakai,bukan senam. Kalau saya dulu latihan di Pelatnas terus, jadi atlet bagus,” terangnya.

Beda halnya dengan gulat, Joshua masih berani bicara target 1 emas untuk gulat.  Dia pun berharap masa depan diperhatikan. “Jangan bonus aja, harus ada masa depan atlet dengan memberikan pekerjaan juga,” harapnya. (Fujianto)